Jumat, 19 Juli 2013
Hidup berdampingan dengan mengedepankan toleransi
Bermula dari adanya kaum mayoritas dan kaum minoritas, keduanya saling memiliki antara lain :
1. tujuan (misi&visi)
2. sikap (karakter kepemimpinan)
3. kepentingan
4. kebutuhan masing-masing kaumnya.
Namun ketika ada konflik pastinya masing-masing pihak mempertahankan apa yang menjadi pilihan tersebut.
Apa yang ditawarkan dari konflik yang terjadi? Kemenangan dan kekalahan yang pasti salah satu kaum bakal menerimanya.
Solusi agar tidak terjadi konflik salah satunya yaitu mengerti dan memahami terlebih dahulu kaum lawan sehingga masing-masing kaum tahu yang menjadi pokok persoalan konflik itu sendiri. Agar tidak adanya meng-kambinghitamkan salah satu kaum, atau toleransi dari satu kaum minoritas/mayoritas kepada kaum lainnya "sifat mengalah" bukan berarti kalah.
Namun Ego dan argument/pendapat dapat muncul dari masing-masing kaum, mengapa bukan kaum mereka saja yang mengalah.
Maka hanya Karakter pemimpinlah yang harus menentukan kaum yang hendak toleransi terlebih dahulu.
Tekanan dari Aspek mana yang mendahulukan toleransi memang menjadi pertanyaan bagi saya, dilihat dari kata Mayoritas sudah pasti quantiti lebih banyak, Minoritas lebih sedikit, contohnya : Agama, Sosial, Ekonomi, Politik, Budaya, dll.
Pada Akhirnya Kuantitas sudah tidak menjadi satu-satunya acuan untuk sebutan Kata Mayoritas maupun Minoritas namun Kualitas dapat menjadi penentu Toleransi itu terwujud diantara kaum Mayoritas/Minoritas.
Ambil contoh : jika aspek ekonomi masyarakat pedesaan mayoritas miskin namun ada kaum minoritas yang kaya, maka bisa terjadi si kaya yang membantu si miskin.
Seperti kabar kemarin ini, penghargaan diberikan oleh organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Appeal of Conscience Foundation (ACF) kepada Presiden SBY. Sudah menjadi bukti bagi kita bahwa pemimpin negara kita di nilai mampu. Tinggal kita sebagai warga negara yang memiliki kewajiban bernegara menunjukkan kepada dunia bahwa penghargaan itu memang pantas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar